Senin, 03 Oktober 2011

Setetes Darah , Setetes Kehidupan

                Pada  Minggu siang , saya menonton sebuah acara talkshow favorit saya di sebuah stasiun telivisi swasta . Menurut saya , acara tersebut sangat menginspirasi saya dan juga memberikan banyak fakta dan informasi yang sangat penting . Sebuah fakta yang baru saya ketahui adalah bahwa kebutuhan darah nasional minimal adalah 2% dari jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia sekarang sekitar 232 juta penduduk, maka stok aman kantong darah yang harus tersedia kurang lebih adalah 4,7 juta kantong per tahun.
                Saat ini, dibawah kepemimpinan mantan Wakil Presiden RI - Jusuf Kalla, program baru yang dilakukan PMI untuk mendapatkan donor darah adalah dengan upaya jemput bola kepada pendonor. Karena itu PMI membuat sederet terobosan, antara lain membuka gerai UDD (Unit Donor Darah) di beberapa tempat seperti, kampus dan pusat perbelanjaan. PMI berusaha menjadikan aktifitas donor darah kini menjadi sebuah tren gaya hidup baru.
Aktifitas donor darah ini semakin menjadi lifestyle dan agenda penting ketika media sosial ikut berperan.
                 Media sosial atau Sosial networking ternyata tidak hanya sebuah media untuk meng-update status , upload photo , dan chatting seperti yang biasa kita lakukan , tetapi dapat menjadi sebuah ajang atau jembatan bagi kita untuk menolong atau sebagai penolong, hal seperti  itu telah diwujudkan  oleh seorang online social media publisher, Valencia Mieke Randa - dengan komunitas Blood For Life (BFL). Berawal dari mailing list berkembang ke social media lainnya seperti Facebook ataupun Twitter. Dari hanya 44 orang anggotanya, kini telah mencapai hampir 4000an dan tersebar di seluruh Indonesia.
                 Mereka yang tergabung dalam BFL adalah sekumpulan orang-orang yang siap mendonorkan darahnya untuk siapa saja yang membutuhkan. Kapan dan dimanapun, selama golongan darah yang dibutuhkan sama dan kondisinya memungkinkan, semua anggota BFL rela menyumbangkan darahnya. BFL tidak menerima uang dan mereka hanya berusaha untuk menggugah hati orang banyak dengan mengatakan, “Sekantung darah yang mereka donorkan tak akan berarti, merugikan, atau mengubah apa pun pada diri mereka, tapi sangat berarti orang lain”.
                   Sebuah tindakan positif yang berawal dari hanya mencoba atau hanya iseng-iseng saja dapat menjadi tindakan yang besar dan menolong nyawa banyak orang .
Semoga ini dapat mengetuk hati kita untuk mendonasikan darah , mengingat darah adalah materi biologis yg hanya bisa disintesa dalam tubuh .  Sebuah pesan yang dapat kita ambil dari setetes darah adalah bahwa kita tidak bisa hidup sendiri . Saat kita membutuhkan darah, kita akan bergantung pada orang lain yg mau mendonorkan darahnya. Bukankah belum ada pabrik darah di dunia ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar